Melintasi kawasan Kemang Raya di malam hari, kami selalu tertarik mampir ke warung makan sederhana di depan Bank Panin. Meski lokasinya di pinggir jalan, warung ini kerap dipadati pembeli.
Di spanduknya tertulis 'Nasi Uduk Betawi Mpok Sunayah,' lengkap dengan keterangan lauk yang tersedia. Seperti ayam goreng, empal goreng, semur tahu tempe, hingga semur jengkol.
|
Bersantap di sini rupanya harus langsung menghampiri penjual. Kami bisa mengintip dulu lauk yang tersedia di hari itu. Nantinya penjual akan bertanya ingin nasi setengah atau satu porsi.
Nasi uduk lalu disajikan di atas piring anyaman bambu beralas kertas minyak. Lengkap dengan taburan bawang goreng di atasnya.
Lauk matang seperti bihun, gorengan, telur balado, perkedel, kentang balado, telur dadar, ati ampela balado, semur jengkol, semur tahu tempe, dan kering tempe bisa diambil langsung. Kalau mau ayam goreng, empal, atau sate usus perlu bilang ke penjual agar lauk berbumbu kuning ini digoreng terlebih dahulu.
Bukan hanya lauk yang diambil sendiri. Kerupuk dan sambal sebagai pelengkap nasi uduk juga bisa diambil sesuai selera.
Kami sempat mencicip nasi uduk dengan telur dadar, kentang balado, dan bihun di sini. Juga nasi uduk berlauk empal goreng, semur jengkol, dan perkedel.
|
Nasi uduk menebar aroma gurih menggoda selera. Teksturnya sedikit pera dengan rasa gurih santan yang tidak terlalu kuat. Taburan bawang goreng menyempurnakan rasa nasi uduk.
Meski berwarna merah terang, racikan kentang balado di sini tak terlalu pedas. Enak dipadu dengan bihun dan telur dadar yang tebal gurih.
Penyempurnanya sudah pasti sambal kacang dan sambal kemiri di sini. Sambal kacangnya berwarna cokelat muda dengan gerusan cabai merah. Rasanya tak terlalu pedas melainkan lebih ke arah gurih khas kacang tanah.
Kamipun memadukannya dengan sambal kemiri. Nampak gerusan cabai rawit terlihat lebih jelas pada sambal berwarna cokelat gelap ini. Agaknya sambal juga dibuat dengan kacang tanah goreng yang sudah dihaluskan. Bagi penyuka pedas, sambal ini cocok jadi pilihan.
Empal goreng juga jadi pendamping nasi uduk yang pas. Potongan daging ini terasa gurih, hanya saja teksturnya agak keras. Kami menduga ini karena teknik pemotongan daging yang tidak tepat sehingga empal sulit dikoyak.
Empal tetap nikmat saat disantap dengan semur jengkol. Kepingan jengkol berendam dalam kuah semur kental berwarna cokelat gelap. Nyamm! Jengkolnya empuk tanpa aroma maupun rasa khas yang tak terlalu kuat.
|
Kuah semurnya terasa cukup kental dengan jejak rasa gurih manis. Memang nikmat dicampurkan dengan nasi uduk dan sambal kacang!
Bersantap di sini makin memuaskan karena untuk dua porsi nasi uduk berlauk lengkap dengan 2 minuman es teh, kami merogoh kocek Rp 43.000 saja.
"Andalan di sini emang semur jengkolnya. Sama semur tahu dan tempe juga," ujar pegawai Warung Nasi Uduk Mpok Sunayah. Ia merupakan menantu dari Mpok Sunayah yang memang orang Betawi asli.
Dalam sehari warung bisa menjual 12 liter nasi uduk. "Belum lagi kalau ada pesanan, bisa 17 liter setiap hari," tambah si pegawai. Warung Nasi Uduk Mpok Sunayah berjualan mulai pukul 6 sore hingga lauknya habis.
Tak sampai pukul 10 malam biasanya lauk-lauk sudah mulai habis. Nah, kalau sore ini mau mengisi perut dengan sajian mengenyangkan, mampirlah ke sini! Pastikan datang sekitar pukul 7 malam agar pilihan lauknya masih lengkap.
Nasi Uduk Betawi Mpok Sunayah
Jalan Kemang Raya RT3/RW 2 (Depan Bank Panin)
Jam buka: 6 sore
0 Response to "Mpok Sunayah: Aduh Enaknye! Nasi Uduk Betawi Berlauk Empal dan Semur Jengkol"
Posting Komentar