Terletak menempel persis di sisi komplek Bandara Sultan Iskandar Muda (SIM), Blang Bintang, Aceh Besar, rumah makan Adytia Jaya, tak pernah sepi. Pelanggannya mulai dari kelas menengah hingga kelas atas. Bahkan beberapa pejabat di Indonesia pernah menyantap makan siang di sana.
Sekilas tak ada yang istimewa dengan keberadaan warung milik Sofyan ini. Tapi menu yang ditawarkan membuat pengunjung 'lupa diri'. Selain gulai kari kambing khas Aceh Besar, warung ini juga menyediakan ayam goreng yang dihidangkan masih panas-panas.
Baca juga: Ikan Kayu Mami Cut: Gurih Aromatik Ikan Kayu dan Ayam Tangkap Khas Aceh
RM Adytia Jaya atau yang dikenal dengan rumah makan ayam pramugari. Foto: Agus Setyadi
|
Ayam pramugari ini mirip dengan ayam tangkap yang sudah lebih dulu kesohor di Aceh. Dalam sehari, warung tersebut mampu menghabiskan 300 ekor ayam kampung. Satu porsi ayam pramugari terdiri atas empat potong dengan menggunakan satu ekor ayam.
"Pelanggan paling banyak hari Sabtu sama Minggu. Untuk ayam harga perpotongnya adalah Rp 15.000," kata Sofyan saat ditemui detikcom di warungnya, Rabu (1/11/2017).
Warung makan Aditya Jaya buka setiap hari mulai pukul 10.00 WIB hingga 17.00 WIB. Untuk nama ayam pramugari sendiri dipopulerkan oleh pelanggan yang kerap makan di sana.
"Pelanggan yang memberi nama ayam pramugari karena paha ayam ini panjang dan lurus. Mirip-mirip paha pramugari karena paha pramugari itu panjang-panjang gak ada pramugari pendek," jelas Sofyan.
Ayam yang diolah Sofyan pada rumah makan miliknya yaitu ayam kampung hasil peranakan dengan ayam siam. Menurutnya, dia sudah membuka rumah makan sejak tahun 70an. Ketika itu lokasinya masih di kompleks bandara lama.
"Nama warung ini sebenarnya Adytia Jaya. Tapi banyak orang tidak tahu kalau dibilang rumah makan Adytia Jaya. Karena orang lebih mengenal dengan ayam pramugari," ungkap Sofyan.
Ayam pramugari yang dibuat dari ayam kampung. Foto: Agus Setyadi
|
Untuk membuat ayam pramugari, ayam kampung yang sudah dibersihkan kemudian diungkep. Setelah itu, baru digoreng dalam minyak panas. Di dalam sebuah wajan besar tempat ayam digoreng selanjutnya diberi tambahan potongan daun pandan, temurui, dan daun jeruk.
Setelah semua siap, ayam goreng ini kemudian dihidangkan ke pengunjung. Aromanya merebak bersama wangi dedaunan yang digoreng kering. Warna ayam yang telah digoreng ini agak kuning kecokelat-cokelatan. Cita rasa bumbu khas Aceh melekat kuat dalam masakannya.
Saat disobek, kepulan asap ringan terlihat dari ayamnya. Tidak hanya aromanya, tetapi tekstur dagingnya juga empuk dan rasanya gurih. Cocok dinikmati bersama nasi putih hangat dan pelengkap berupa kecap yang diracik dengan potongan cabai rawit, irisan bawang merah dan jeruk nipis. Nyam!
"Banyak pejabat yang makan di sini. Ada juga turis yang melancong di Aceh," ungkapnya.
Kari kambing yang berkuah gurih di rumah makan ayam pramugari. Foto: Agus Setyadi
|
Selain ayam pramugari, menu andalan lain di warung ini yaitu kuah beulangong (kari kambing). Harganya juga terjangkau yaitu sekitar Rp 25.000 perporsi. Kari kambingnya memiliki kuah berwarna agak kecokelatan dengan lapisan minyak yang ada di permukaan kuah. Rasanya memiliki rempah yang nikmat dengan paduan daging kambing yang empuk sempurna.
Sluurp! Cocok dinikmati saat cuaca dingin. Di rumah makan ini hanya ada dua menu yang dijual yaitu ayam dan kari kambing. Keduanya sama-sama menjadi andalan dan favorit pelanggannya. Ingin menyantap ayam pramugari, yuk ke Aceh!
RM Adytia Jaya / Ayam Pramugari
Jl. Blang Bintang Lama (Samping Pertamina)
Bandara SIM, Banda Aceh
Baca juga: Sie Kameng dari Aceh Besar Khas 'Ridha Ilahi' Diracik dengan Bumbu Rahasia
(lus/lus)
0 Response to "RM Adytia Jaya: Nyam! Menyantap Ayam Goreng Gurih Seseksi Paha Pramugari"
Posting Komentar