Rumah kampung identik dengan kata 'kuno'. Meskipun kuno, akan tetapi rumah makan ini bisa menarik perhatian para foodies Jogja dan juga pelancong. Bangunannya dibuat dari sebagian besar berbahan kayu dengan halaman yang berisi tanaman hijau. Sekilas konsepnya mengingatkan kami pada kafe-kafe di Bali.
 Halaman belakang Kampung Jawa yang juga bisa jadi tempat bersantai sambil menikmati makanan enak. Foto: Lusiana Mustinda |
Hanya saja, rumah makan yang satu ini temanya benar-benar khas Jogja. Memasuki bagian dalamnya, Anda akan disambut kursi dan meja kayu. Suasananya sangat menggambarkan rumah kuno Jogja yang sebenarnya. Mau makan di bagian dalam atau di halaman luar? Semua memberikan kesan nyaman dengan udara yang sejuk.
 Di Kampung Jawa, Anda bisa pilih sendiri lauknya. Foto: Lusiana Mustinda |
Di rumah makan ini tersedia kopi, wedangan, camilan tradisional hingga makanan berat yang nasi serta lauknya bisa diambil sepuasnya. Tertulis, 'Nasi dan sayuran hanya 15 K, bisa nambah berkali-kali'. Menu yang disuguhkan cukup beragam, ada urap, tumis labu, tumis pare, oseng teri, ayam balado, sayur asem, sop, bandeng, ati amela, ayam goreng hingga aneka sambal bawang dan terasi mentah.
Piring enamel bercorakpun disiapkan untuk Anda mengambil lauk. Datang di antara jam makan siang, perut terasa lapar. Kami mencoba nasi dan sayur tumis pare (Rp 15.000), oseng ati ampela (Rp 12.000) dan mangut lele (Rp 10.000).
 Nasi putih dan juga tumis pare yang nikmat dinikmati dengan kerupuk dan sambal. Foto: Lusiana Mustinda |
Nasi putih hangat cocok dinikmati bersama dengan tumis pare. Tekstur parenya krenyes empuk dengan paduan bumbu yang gurih dengan semburat rasa pahit. Makin enak dinikmati bersama dengan oseng ati ampela yang isiannya terdiri dari usus dan ati ampela yang dimasak dengan irisan bawang putih, bawang merah, cabai ijo dan rawit.
Aduh, sedap! Makin nikmat disantap bersama dengan sambal terasi mentah dengan rasa segar dari tomat dengan sambal terasi yang pedas nikmat.
 Mangut lele yang bisa jadi teman makan nasi. Foto: Lusiana Mustinda |
Masih belum kenyang? Lanjutkan dengan mangut lele. Ikan lele digoreng dan dipadu dengan kuah kuning kecokelatan. Kuah kuning kecokelatannya menghasilkan semburat rasa kencur, kemiri dan ada sensasi rasa pedas gurih. Irisan tomat, cabai merah gendut dan irisan cabai ijo menambah kenikmatan ikan ini.
 Mendoan hangat yang enak dinikmati dengan sambal kecap. Foto: Lusiana Mustinda |
Tapi, jika hanya ingin bersantai menikmati camilan dan minuman bisa Anda lakukan juga di sini. Ada mendoan berisi 4 buah (Rp 4.000) yang disajikan hangat-hangat enak dicocol bersama dengan sambal kecap plus irisan rawit yang pedas!
 Kopi susu jahe dan wedang uwuh hangat. Foto: Lusiana Mustinda |
Dan hangatkan tubuh dengan secangkir kopi susu jahe (Rp 10.000) dan wedang uwuh (Rp 10.000) yang bisa hangatkan tubuh saat cuaca berangin seperti ini. Kopinya tak terlalu pahit dengan sensasi creamy dan sensasi hangat jahe, rasanya manis ringan.Wedang uwuh yang terdiri dari serbuk kayu, jahe, cengkeh serta gula batu juga cocok jadi penghangat tubuh yang menyehatkan.
Kalau mau mampir, rumah makan ini buka sejak pukul 07.00 pagi hingga 10 malam. Kalau datang sore hari, di halaman belakang terdapat gerobak yang meracik nasi goreng hingga mie godhok khas Jawa. Tertarik untuk datang ke sini?
Kampung Jawa
Jl. Damai Gg. Watugede No. 67
Sariharjo Ngaglik, Sleman
Yogyakarta
Telp: 087781742506/082243273336
(lus/lus)
0 Response to "Kampung Jawa: Menikmati Mangut Lele hingga Mendoan dengan Suasana Ndeso"
Posting Komentar