Kopi luwak belakangan populer di kawasan Ubud Bali. Di beberapa tempat tersedia kopi luwak berikut 'tontonan' luwak dalam sangkar hingga proses penyeduhan kopinya. Mungkin ini karena di mancanegara kopi luwak dari Indonesia sangat terkenal.
Pertama karena langka dan mahal harganya. Kedua karena rasanya tak terlalu asam. Memenuhi permintaan wisatawan maka banyak rumah kopi luwak dibuka di sekitar Ubud yang berhawa sejuk.
|
Salah satu yang populer, Bali Pulina. Terletak di kawasan Tegallalang, Gianyar, Ubud yang berudara sejuk. Pintu gerbang berukir khas Bali menarik untuk berfoto sebelum memasuki kawasan ini. Di pintu masuk harus membeli tiket seharga Rp 100.000.
Kami diantar oleh petugas berseragam cokelat muda. Sedikit naik ke atas dalam jarak beberapa meter kami sudah melihat dua sangkar besar berisi luwak yang sedang tidur. Di sudut kandang berkawat terdapat wadah berisi buah kopi yang masak.
Menurut petugas, mereka hanya sebagai contoh supaya pengunjung bisa melihat bentuk asli luwak yang selalu tidur di siang hari. Karena model penangkaran dengan kandang banyak dilakukan oleh perkebunan kopi luwak. Luwak 'dipaksa' makan biji kopi yang sudah dipilih orang bukan diseleksi oleh luwak sendiri.
|
Dari kandang luwak kami beranjak ke sebuah bangunan dari bambu yang memperlihatkan proses pengolahan biji kopi luwak secara tradisional. Biji kopi yang sudah dicuci, dikeringkan, dikupas kulit arinya kemudian disangrai dengan api kayu bakar. Selanjutnya biji kopi ditumbuk dengan lesung kayu dan disaring. Kopi bubukpun sudah siap diseduh dengan air panas.
Kalau mau pengunjung bisa menyangrai biji kopi sambil berfoto. Di pondok sebelahnya ada peragaan beragam alat masak, alat bajak dan penutup mulut kerbau khas Bali. Alat tersebut sudah banyak yang tidak dipakai. Minimal 'museum' kecil ini bisa jadi sumber informasi soal masyarakat agraris Bali.
Menuruni tangga kami diajak singgah ke kafe yanga da di sisi kanan. Kalau mau berfoto cantik bisa menyinggahi panggung berundah yang ada di bagian tengah. Karena sisinya hamparan kebun maka sangat cocok buat seldie atau wefie. Sementara di sela-selanya banyak tanaman buah dan rempah yang diberi nama sehingga bisa jadi sumber informasi. Mulai dari terong susu, kayu manis, kayu putih hingga kecombrang.
|
Beberapa pondok juga ada di sisi kanan dan kiri yang letaknya sedikit jauh dari kafe tetapi lebih nyaman jika ingin berlama-lama. Tiket yang kami bayarkan termasuk satu paket aneka minuman, satu cangkir kopi dan camilan. Sebagian besar pengunjung adalah turis asing. Duduk di kafe dengan hamparan kebun plus udara dingin memang terasa nyaman. Meski kami harus menunggu sedikit lama untuk kopi dan makanan yang disajikan.
Set minuman pertama yang disajikan, terdiri dari 8 jenis minuman termasuk kopi. Terdiri dari lemon tea, ginger tea, ginger coffee, ginseng coffee, chocolate coffee, pure cocoa, vanilla coffee dan pure Bali coffee. Awalnya kami menduga akan diberi suguhan beragam jenis kopi single origin dari Bali dan sekitarnya, tetapi ternyata aneka minuman hangat yang tak terlalu istimewa. Beberapa terasa seperti produk minuman instan.
Kami memilih kopi luwak buatan Pulina untuk menemani jajanan yang sudah disiapkan. Kopi seduh tubruk disajikan dalam cangkir putih, warnanya hitam sedikit kecokelatan. Aromanya tak terlalu tajam, nyaris datar dan rasanya juga tak ada jejak asam dan fruity. Buat kami sebagai penyuka kopi lokal, rasanya kurang mantap.
|
Yang menarik justru jajanan yang jadi pelengkap kopi luwak. Pisang goreng dan lupis. Pisang goreng yang diiris memanjang dengan balutan tepung renyah dikucuri karamel. Pisangnya legit dan wangi. Demikian juga dengan lupis yang pulen legit dengan kucuran gula merah.
Hirupan kopi luwak dan kunyah pisang goreng legit terasa lengkap dengan udara sejuk dan pemandangan serba hijau. Kami tak diganggu lalat tetapi lebah yang lalu lalang karena tempat duduk kami persis di bawah pohon dengan sarang lebah menggantung.
Kalau masih ingin lebih puas, Anda masih bisa singgah di toko oleh-oleh yang ada di sisi kanan dekat pintu keluar. Ada beragam kopi luwak dan kopi Bali, wedang jahe instan dan beragam rempah lainnya termasuk madu. Tempat ini cocok buat yang pengin ngopi dengan suasana beda. Jika kata orang kopi luwak mahal, Anda bisa buktikan di tempat ini. Yuk, ngopi!
Bali Pulina
Sebatu, Tegallalang, Gianyar, Ubud
Bali
Jam Buka : 08.00 - 19.00
0 Response to "Bali Pulina : Napak Tilas Perjalanan Secangkir Kopi Luwak yang Kini Populer"
Posting Komentar