Nama Bakso Cendana disematkan karena sesuai dengan nama jalan tempatnya berjualan dahulu, Jalan Cendana, Jakarta Pusat. Pak Andi adalah sosok di balik kenikmatan semangkuk bakso yang melegenda ini.
Pak Andi sudah berjualan sejak 1965 dan konon kabarnya, bakso ini langganan keluarga Cendana atau keluarga mendiang Presiden Soeharto. Kami ingin membuktikan kelezatannya.
![]() |
Lokasinya agak menjorok ke dalam rumah dan tidak terlihat karena tertutup pagar tembok, jadi saat melintas Jalan Cendana kami harus seksama memperhatikan bagian kiri jalan.
Halaman rumah tua ini cukup luas sehingga bisa disulap jadi tempat jualan dengan kursi dan meja makan sederhana khas penjual bakso. Area halaman juga bisa menjadi lahan parkir mobil maupun motor.
![]() |
Tidak sampai lima menit, bakso sudah tersaji hangat di depan kami, lengkap dengan kepulan asap tipis yang mengeluarkan aroma gurih kaldu sapi.
Kami agak terkejut dengan porsi baksonya, jauh berbeda dengan porsi bakso biasa. Untuk bakso Cendana ini bisa dikategorikan dalam porsi jumbo.
Mie kuning, bihun, tauge serta iriisan sawi menjadi pelengkap bakso yang disajikan dalam mangkuk sebelum disiram kuah dan baksonya. Sementara baksonya, ada sebutir bakso telur, enam butir bakso kecil serta sepotong tahu goreng.
Taburannya, irisan daun seledri dan bawang goreng yang berlimpah. Eiits, ada satu lagi ciri khas bakso ini. Sebagai penambah rasa, Pak Andi menambahkan sesendok bawang putih cincang halus yang digoreng kering.
Tak sabar, kali langsung menyambar sendok serta garpu untuk segera menjajal rasanya. Kuah kaldunya teras gurih berbumbu dengan konsistensi yang agak kental dan keruh, bukan kuah kaldu bening.
Agaknya pak Andi memakai kaldu daging bukan kaldu tulang. Makanya rasa pekat gurih daging terasa kuat. Ditambah jejak bawang putih goreng yang wangi. Enak!
![]() |
Saatnya mencicip jagoannya yakni si bola daging alias baksonya. Bakso Cendana ini punya tampilan yang kasar dan tampak berurat namun saat dimakan, teksturnya empuk dan juicy.
Dari teksturnya ini kami menebak, komposisi daging lebih banyak dibandingkan jumlah penggunaan tepungnya. Usut punya usut ternyata Pak Andi menghabiskan 20 kilogram daging dalam sehari. Wow!
Bagi penyuka bakso lembut, Bakso Cendana ini bisa jadi destinasi kuliner. Apalagi jika kapasitas perutnya lumayan besar, dijamin makan bakso ini akan kenyang. Tidak banyak varian baksonya, Pak Andi hanya menyediakan satu varian bakso saja.
Sambil makan, kami memperhatikan para pelanggan lainnya. Ada wartawan berseragam, pria-pria paruh baya dengan kemeja rapi, namun ada juga pegawai pemerintahan yang berkantor di sekitar Menteng.
Pak Andi sedikit berbagi cerita pada kami, dahulu saat almarhum Pak Harto masih menjabat sebagai Presiden, omzetnya bisa melonjak tajam. Berbeda jauh dengan saat ini.
![]() |
Meskipun tidak seramai dulu, tapi pembelinya masih cukup banyak. "Yang beli dari jauh-jauh sengaja ke sini, biasanya sudah langganan. Dari Bimantara, BAPPEDA," lanjut Pak Andi.
O,ya jangan salah, Pak Andi ini sudah dianggap keluarga oleh keluarga Cendana. Pak Andi bukan hanya diberi izin tinggal dan berjualan di area rumah milik keluarga Cendana. Ia bahkan pernah diberangkatkan ke Tanah Suci untuk menunaikan ibadah haji.
Saking sudah lama jadi langganan, Pak Andi bahkan sudah hafal lho selera baksonya Almarhum Pak Harto. "Kalau bapak (Pak Harto) sukanya pakai bihun saja, enggak pakai mie kuning. Itu favoritnya," pungkas pria yang berjualan sejak bujangan hingga memiliki 10 cucu sekarang ini.
Bakso Cendana
Jl. Cendana No.9, RT.2/RW.1, Gondangdia, Menteng
Jakarta Pusat (dvs/odi)
0 Response to "Bakso Cendana : Ini Gurih Nikmatnya Bakso Favorit Keluarga Cendana"
Posting Komentar