Dari Kota Kembang, Bandung, se'i sapi Lamalera memulai debut usaha kulinernya, memanjakan lidah para foodies yang jauh dari Kupang. Restoran yang berlokasi di Jalan Emong ini menarik perhatian detikFood untuk menyambanginya.
Kabarnya, se'i sapi ini tengah jadi kuliner yang digandrungi masyarakat Bandung. Dan benar saja ketika kami sampai di restoran yang baru buka pukul 10.00 WIB ini sudah terlihat ramai.
Aroma daging asap menyambut kami saat baru masuk ke area makan. Restoran yang cukup luas ini memang mengusung konsep semi open kitchen sehingga aroma masakan bisa tercium oleh pengunjung yang duduk di area makan.
![]() |
Sesuai rekomendasi salah seorang pelayan, kami pun memesan paket se'i sapi dengan tiga pilihan sambal sekaligus. Se'i bisa dipilih sesuai selera mulai bagian daging, iga, lidah dan daging ayam.
Awalnya se'i merupakan cara masyarakat NTT mengawetkan daging rusa. Tetapi kini daging rusa mulai sulit sehingga dipakai daging sapi dan daging babi. Daging diiris memanjang dan diasap dengan kayu kosambi hingga matang dan kering. Selintas mirip beef jerky hanya saja beraroma asap yang kuat.
Kami memilih se'i daging sapi karena ingin merasakan sensasi daging asap yang original. Untuk sambalnya, kami juga memilih tiga sambal yakni sambal lu'at, sambal matah dan lada hitam.
![]() |
Seporsi se'i sapi platter (Rp 120 ribu) ini bisa jadi pilihan bagi yang datang beramai-ramai. Irisan daging sapi seberat 250 gr bisa disantap hingga 6 orang. Tapi kalau mau puas, menu paket ini ideal disantap 3 orang.
Aroma daging asap kini berpadu dengan sambalnya. Kami mencoba se'i original tanpa sambal terlebih dahulu. Meskipun terlihat kering karena pengasapan, tekstur dagingnya tetap empuk juicy.
Aroma asap tercium sangat kuat, demikian juga dengan rasanya. Potongan daging plus lemak ini juga semakin enak dinikmati dengan cocolan sambal lu'at, sambal khas Kupang yang rasanya asam dan pedas.
Sambal lu'at sendiri terbuat dari racikan cabai dan fermentasi kulit jeruk jadi tak hanya pedas, sambal ini juga menghasilkan rasa segar. Mantap!
Sementara se'i dengan sambal matah juga tak kalah enak. Daging khas Nusa Tenggara Timur ini juga cocok dipadukan dengan sambal khas Bali. Rasanya pedas segar dan lebih kaya rasa, namun sayang untuk se'i sambal matah ini terlalu berminyak. Tak seperti sambal matah Bali yang segar renyah.
![]() |
Yang tak kalah menggoda yakni se'i sapi dengan saus lada hitam. Ya, daging tradisional ini juga cocok dipadukan dengan bumbu ala barat. Irisan bawang bombay yang berpadu dengan bubuk lada hitam membuat daging se'i terasa renyah pedas.
Selain tiga pilihan sambal yang kami pesan, ada juga pilihan sambal rica yang cocok bagi pencinta kuliner pedas serta sambal. Semua sambal ini bisa dipilih sesuai selera tanpa tambahan biaya.
Makin spesial, paket platter ini juga dilengkapi seporsi tumis daun pepaya dan semangkuk kuah kaldu gurih. Daun dan bunga pepaya memang jadi pelengkap se'i apalagi diolah hingga rasanya tidak pahit.
![]() |
Kami juga mencoba semangkuk Sup Brenebon Iga (Rp 40 ribu) yang hadir dalam porsi lumayan besar. Potongan iga berdaging tebal dimasak dalam kuah kaldu berbumbu lada, pala dan bawang, Di dalamnya juga terdapat kacang merah yang empuk gurih.
Meski dagingnya tebal, tapi teksturnya dijamin empuk. Menikmati sup ini paling enak saat masih hangat dengan tambahan sambal. Disantap dengan nasi akan makin sedap, cocok untuk menu makan siang.
![]() |
Puas makan, kami memilih melegakan tenggorokan dengan segelas teh pandan (Rp 6.500). Teh yang disajikan dingin ini punya aroma dan rasa pandan yang kuat namun tak menyengat.
Tergoda mencoba se'i sapi tanpa perlu ke Kupang? Coba saja sambangi restoran yang ada di Bandung ini. Saat jam makan siang atau malam, pastikan untuk sabar mengantre ya karena resto akan dipadati pengunjung.
Se'i Sapi Lamalera
Jl. Emong No. 9
Bandung, Jawa Barat
Telepon : (022) 87329191
Simak Video "Bikin Ngiler! Se'i Sapi Khas Kupang dengan Paduan Sambal Lu'at"
[Gambas:Video 20detik]
(dvs/odi)
0 Response to "Se'i Sapi Lamalera : Aromatik! Daging Asap dengan Sambal Lu'at Khas Kupang"
Posting Komentar